Camat Pulosari Bagikan Banyu Panguripan Kepada Kepala Desa Se-Kecamatan Pulosari

Pemalang, Ha2016-08-20_07.20.00rian Pemalang -Menggunakan pakaian adat jawa, ke dua belas kepala desa se-kecamatan Pulosari dengan hidmat duduk bersila dibarisan depan, dibelakangnya para pamong desa yang berbaur dengan masyarakat yang hadir malam prosesi ruwat banyu panguripan, di depan balai desa Jurangmangu, Jumat (19/8). Tempat diatas panggung duduk berhadapan dengan masyarakat kepala desa Jurangmangu Sugondo, Camat Drs. BPM Wibowo, Ustad. Khaerudin dari Clekatakan, Habib Ali, H. Umar Khafi dari Karangsari.

Jumat (19/8), tepat pukul 20.00 wib, kepala desa Jurangmangu Sugondo mengawali rangkaian prosesi ruwat dalam festival wong gunung dengan melakukan penyatuan 7 (tujuh) sumber “banyu panguripan” yang telah berhasil diambil para pemuda pilihan dari lereng gunung Selamet, ke dalam genthong panguripan dengan diiringi suluk puja mantra. Suasana terasa hening, khidmat dengan diselimuti suasana udara dingin dan mistis ketika suku pula mantra diperdegarkan.

Drs. BPM Wibowo, camat Pulosari mengatakan, “Mengucapkan terima kasih kepada masyarakat kecamatan Pulosari, dengan semangat kebersamaan mendukung festival ruwat banyu panguripan yang di tempatkan di halaman balai desa Jurangmangu. Tujuan ruwat ini adalah menjadikan masyarakat Pulosari berkehidupan lebih baik, lebih makmur, dengan semangat kebersamaan seperti semangat yang telah dicontohka
n oleh pendahulu kita dalam merebut kemerdekaan saling bahu membahu, dijauhkan dari bencana alam. “.

Selanjutnya Camat Pulosari membagikan “banyu panguripan” kepada 12 (dua belas) kepala desa dengan menuangkan ke dalam lodhong sebagai simbol jumlah desa di kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.

Suasana menjadi semakin hening ketika H.Umar Khafi memberikan Tausyiah. Menurut H. Umar, bahwa tradisi ruwatan sudah dilakukan para pemimpin bangsa sejak jaman dahulu, termasuk jaman waliyulah, nabi dan Rasul walaupun dengan cara dan suasana yang berbeda. Dicontoh kan ketika Siti Hajar bersama putra Ismail kehausan di padang pasir. Siti Hajar harus lari ke sana kemari mencari air dengan meletakan Ismail di pasir terlebih dahulu, setelah sekian lama berlari-lari ke sana kemari atas kuasa Allah swt pasir yang kena hentakan kaki Ismail keluar sumber mata airnya yang sampai sekarang tidak pernah kering.sumber:https://harianpemalang.com/2016/08/20/camat-pulosari-bagikan-banyu-panguripan-kepala-desa-se-kecamatan-pulosari/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *